Posted By: Izhar Ependi on 31 Juli 2017
Mataram-Univeristas
Mataram digemparkan dengan status yang viral di sosial media #unrambanjirktp.
Entah apa maksud dari hashtag tersebut
sehingga banyak mahasiswa UNRAM yang menulis seperti itu. Namun, menurut salah satu
mahasiswa yang menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Univeristas Mataram
yang tidak mau disebutkan namanya itu mengatakan, “akhir-akhir ini kampus unram
dibanjiri dengan fotocopy
KTP yang diminta oleh oknum pejabat di lembaga strategis kampus untuk
kepentingan politik. Isu fotocopy KTP
tidak hanya terjadi pada tahun ini, tahun 2016 juga santer isu fotocopy KTP oleh
oknum tersebut untuk kepentingan politik akan tetapi pihak rektorat membantah
hal tersebut, dikarenakan bukti yang tidak memadai maka kami putuskan untuk
tidak menindak lanjuti. Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi pasti akan tercium
juga, itulah pepatah yang cocok untuk menggabarkan pihak rektorat UNRAM. Pada
tahun ini mahasiswa penerima beasiswa, KKN dan Mahasiswa Baru menjadi korban penyalahgunaan
wewenang untuk kepentingan politik, dengan meminta fotocopy KTP kepada mereka
dan bahkan ada yang lebih ironi lagi mahasiswa baru disuruh untuk menyanyikan
yel-yel untuk mendukung calon dari instansi Perguruan Tinggi Negri tersebut
untuk menjadi NTB 1. Inilah yang membuat mahasiswa unram geram dan
mengekspresikan kemarahan mereka melalui sosial media dengan #unrambanjirktp”.
Sungguh
sangat disayangakan jika hal ini benar adanya, karena tidak hanya mencoreng
instansi terkait namun juga dunia pendidikan yang notabennya merupakan tempat
orang terdidik, malah melakukan hal yang tidak pantas untuk dilakukan oleh
orang terdidik. Mengingat SK DIRJEN DIKTI No. 26 Tahun 2002 dan UU Pemilu Pasal
86 UU No. 8 Tahun 2012 Ayat 1 Huruf h tentang larangan praktik politik di dunia
pendidikan.