Jumat, 12 Januari 2018

Sea Water Converter: Teknologi Desalinasi Air Laut Berbasis Energi Surya Sebagai Upaya Peningkatan Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Jerowaru Lombok Timur



LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA NASIONAL

Sea Water Converter:
Teknologi Desalinasi Air Laut Berbasis Energi Surya Sebagai Upaya Peningkatan Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Jerowaru Lombok Timur
 
 


 



Disusun oleh :

(ARIA FAUZI/E1R015005/2015)
(FARID WAJDI/G1C015009/2015)
(IZHAR EPENDI/ A1B014070/2014)





UNIVERSITAS MATARAM
KOTA MATARAM
2018


HALAMAN PENGESAHAN
1.
Judul Karya Tulis
: Sea Water Conveter: Teknologi Desalinasi Air Laut berbasis Energi Surya Sebagai Upaya Peningkatan Penyedian Air Bersih di Kecamatan Jerowaru Lombok Timur
2.
Instansi
: Universitas Mataram
3.
Sub Tema Karya
: Energi
4.
Ketua


a. Nama Lengkap
: Aria Fauzi

b. NIM
: E1R015005

c. Jurusan/Fakultas
: Pendidikan Matematika/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

d. Asal Perguruan Tinggi
: Universitas Mataram

e. Alamat
: Keruak, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

f. No. HP/Telp.
: 085253746569

g. Alamat e-mail
: faridwajdi784@gmail.com
5.
Dosen Pembimbing


a. Nama Lengkap dan Gelar
: Drs. Suripto, Msi.

b. NIDN
: 196504041994031004

c. Alamat dan No. HP/Telp.
: Karang Pule, Kota Mataram/081933125773


Mataram, 7 Januari 2018


Menyetujui,




Dosen Pembimbing,
Ketua Tim,


(Drs. Suripto, Msi.)

(Aria Fauzi)


196504041994031004

E1R015005










Mengetahui,



ii

 

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA NASIONAL 2018

Judul                           :Sea Water Conveter:Teknologi Desalinasi Air Laut berbasis Energi Surya Sebagai Upaya Peningkatan Penyedian Air Bersih di Kecamatan Jerowaru Lombok Timur
Nama ketua     : Aria Fauzi
Nama anggota : 1) Farid Wajdi
  2) Izhar Ependi

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul di atas benar merupakan karya orisinal yang dibuat oleh penulis dan belum pernah dipublikasikan dan/atau dilombakan di luar kegiatan ”Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Nasional 2018” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia, FMIPA Universitas Tanjungpura. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami




Mataram, 7 Januari 2018
Menyetujui,




Dosen Pembimbing,

Ketua Tim,





(Drs. Suripto, Msi.)

 (Aria Fauzi)
196504041994031004


 E1R015005











ii

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Sea Water Conveter: Teknologi Desanilasi Air Laut berbasis Energi Surya upaya Peningkatan Penyedian Air Bersih di Kecamatan Jerowaru Lombok Timur"
Didalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini telah melibatkan berbagai pihak yang sangat membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1.      Dr. Muhammad Natsir, SH., M.Hum. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumi Universitas Mataram yang telah memberikan izin penulisan.
2.      Drs. Suripto M.Si selaku dosen pembimbing penulis, yang memberikan dorongan, masukan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.

                                                                                        Mataram, 20 Desember 2017
                                                                                            

iv
Penulis, 
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................       i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................       ii
LEMBAR ORISINALITAS ............................................................................       iii
KATA PENGANTAR .....................................................................................       iv
DAFTAR ISI .....................................................................................................       vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................       vii
RINGKASAN....................................................................................................       viii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah ...............................................................................       1
1.2.Perumusan Masalah ......................................................................................       2
1.3.Tujuan Penulisan ...........................................................................................       3
1.4.Manfaat Penulisan ........................................................................................       3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Peneltian Terdahulu ......................................................................................       4
2.2.Tinjauan Teoritis ...........................................................................................       5
BAB III : METODE PENULISAN
3.1.Teknik Pengumpulan Data ............................................................................       10
3.2.Teknik Analisis Data .....................................................................................       10
3.3.Kerangka Berfikir .........................................................................................       10
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Sea Water Converter .....................................................................       11
4.2.Cara Kerja Sea Water Converter...................................................................       12
4.3.Keunggulan Sea Water Converter ................................................................       13
4.4.Pihak-pihak dalam implementasi Sea Water Converter.................................       14
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan ...................................................................................................       16
3.1.Saran..............................................................................................................       16
v

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Peta Kecamatan Jerowaru

Gambar 2.2 : Ilustrasi Proses Desalinas

Gambar 2.3: Ilustrasi Energi Surya

Gambar 2.5 : Ilustrasi lensa cembung

Gambar 4.1 : Sea Water Convertor

vi
Gambar 4.2 : Desaign alat Sea Water Convertor
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Kualitas Destilat




















vii
 
Sea Water Conveter:
Teknologi Desanilasi Air Laut berbasis Energi Surya upaya Peningkatan Penyedian Air Bersih di Kecamatan Jerowaru Lombok Timur
RINGKASAN
Kondisi geografis suatu daerah sangat berpengaruh terhadap kualitas air karena tidak semua air tanah memenuhi syarat sebagai air bersih terutama daerah yang secara geografis dekat dengan pesisir pantai. Begitupun dengan salah satu kecamatan di Lombok Timur yang secara geografis terletak paling ujung pulau Lombok, berdekatan dengan garis pantai sekitar 116° - 117° Bujur Timur dan 8° - 9° Lintang Selatan yaitu Kecamatan Jerowaru. Rata-rata air di Kecamatan Jerowaru memiliki pH diatas 7. Selain itu, iklim Kecamatan Jerowaru tergolong kering dengan rata-rata curah hujan tahunan berkisar 522-979 membuat Kecamatan Jerowaru kesulitan mendapatkan air bersih.Namun karena Kecamatan Jerowaru dekat dengan garis pantai membuat air laut menjadi potensi yang sangat besar jika dapat dimanfaatkan untuk bahan baku air bersih karena keberadaannya sangat berlimpah disana. Air laut mengandung kadar garam 3-4,5% dan TDS (Total Dissolve Solid) tinggi sehingga tidak dapat dimanfaatkan langsung (Said, 2010).Dengan demikian, adanya inovasi teknologi Sea Water Converter berbasis lensa yang dapat merubah air laut menjadi air bersihdengan memanfaatkan sinar matahari dapat menjadi solusi permasalahan krisis air bersih di Kecamatan Jerowaru Lombok Timur. Analisis teoritis kami menyatakan bahwa Sea Water Converter dapat menghasilkan air bersih sebanyak 10 Liter per hari. Inovasi ini juga membantu membantu masyarakat dalam memperoleh air bersih untuk minum ataupun untuk kebutuhan sehari-hari sehingga masyarakat tidak perlu lagi membeli air bersih setiap harinya.

viii
Kata Kunci :Air bersih, Desalinasi, Energi surya, Jerowaru, Sea Water Converter.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kondisi geografis suatu daerah sangat berpengaruh terhadap kualitas air karena tidak semua air tanah memenuhi syarat sebagai air bersih terutama daerah yang secara geografis dekat dengan pesisir pantai. Daerah yang dekat dengan pesisir pantai menurut Jaya Sahwilaksa (2014:246) terdapat pengaruh air laut terhadap kualitas air tanah dangkal yang membuatnya tidak dapat langsung diminum karena mengandung derajat keasaman pH rata-rata diatas 7. Air tanah dangkal yang mempunyai pH 7adalah netral, sedangkan yang mempunyai pH lebih besar atau kecil dari 7 disebut bersifatbasa/asam (Badan Geologi).
Begitupun dengan salah satu kecamatan di Lombok Timur yang secara geografis terletak paling ujung pulau Lombok, berdekatan dengan garis pantai sekitar 116° - 117° Bujur Timur dan 8° - 9° Lintang Selatan yaitu Kecamatan Jerowaru. Rata-rata air di Kecamatan Jerowaru memiliki pH diatas 7. Selain itu, iklim Kecamatan Jerowaru tergolong kering dengan rata-rata curah hujan tahunan berkisar 522-979 membuat Kecamatan Jerowaru kesulitan mendapatkan air bersih. klasifikasi iklim yang dilakukan Schimidt–Ferguson menggunakan sistem informasi geografi mengindikasikan bahwa dalam setahun jumlah bulan kering di daerah tersebut lebih banyak dibanding bulan basah (Ismillaily, dkk 2016).
Hal ini dapat dilihat dari krisis air bersih yang melanda Kecamatan Jerowaru. Dilansir dari Suarantb.com (15 September 2016)sebanyak 3 desa menjadi langganan kekeringan setiap tahunnya dengan jumlah kepala keluarga pada  tiga desa di kecamatan Jerowaru tersebut sebanyak 1.758 KK dan 5.745 jiwa. Mereka masih bergantung pada pembelian air bersih melaui mobil tangki dan distribusi air bersih  yang jarang dari pemerintah daerah.
Salah satu warga yang mengaku bernama Khaeruni mengatakan untuk mendapatkan 1 jerigen dengan isi 30 liter, warga harus membelinya dengan harga Rp 4.500. Kemudian untuk warga yang kondisi ekonominya berada, biasanya membeli air tanki seharga Rp 200 ribu per tanki. Kekeringan benar-benar

dirasakan di wilayahnya. Warga sama sekali tidak bisa mendapatkan air bersih untuk minum, memasak dan keperluan lainnya secara gratis. “Bantuan dari pemerintah gak ada, yang ada hanya dari dinas sosial provinsi saja. Tapi itu hanya untuk minum saja, kan kita jumlahnya banyak orang,” tutur Khaeruni (Radarlombok.co.id, 26 Juli 2017).
Namun karena Kecamatan Jerowaru dekat dengan garis pantai membuat air laut menjadi potensi yang sangat besar jika dapat dimanfaatkan untuk bahan baku air bersih karena keberadaannya sangat berlimpah disana. Air laut mengandung kadar garam 3-4,5% dan TDS (Total Dissolve Solid) tinggi sehingga tidak dapat dimanfaatkan langsung (Said, 2010). Akan tetapi, dengan adanya inovasi teknologi produksi air bersih dan layak minum yang berasal dari air laut dapat dilakukan dengan teknologi desalinasi.Selain itu, modifikasi teknologi ini melalui penggunaan lensa cembung sebagai media fokus cahaya dapat menambah kuantitas air bersih yang dihasilkan per harinya.
Oleh karena itu, melihat fakta-fakta tersebut perlu adanya inovasi “Sea Water Conveter: Teknologi Desalinasi Air Laut berbasis Energi Surya Sebagai upaya Peningkatan Penyedian Air Bersih di Kecamatan Jerowaru Lombok Timur”. Inovasi ini diharapkan bisa membantu masyarakat dalam memperoleh air bersih untuk minum ataupun untuk kebutuhan sehari-hari sehingga masyarakat tidak perlu lagi membeli air bersih setiap harinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu :
1.      Bagaimanakah cara kerja Sea Water Converter untuk merubah air laut menjadi air bersih dengan memanfaatkan energy surya ?
2.      Apakah kelebihan dari alat Sea Water Converter ?
3.      Siapakah pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplemntasian Sea Water Converter?

1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmah ini adalah :
1.      Mengetahui cara kerjaSea Water Converter untuk dapat merubah air laut menjadi air bersih dengan memanfaatkan energy surya.
2.      Mengetahui kelebihan dari alat Sea Water Converter.
3.      Mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplemntasian Sea Water Converter
1.4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmah ini adalah :
1.      Bagi masyarakat, untuk mendukung kebutuhan pokok masyarakat melalui ketersediaan air bersih yang terjangkau dan ramah lingkungan.
2.      Bagi pemerintah, untuk memberikan referensi dalam cara penyediaan air bersih menggunakan teknologi sederhana melaui pemanfaatan sinar matahari.
3.      Bagi penulis lain, penelitian ini dapat menjadi refrensi bagi penelitian selanjutnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Tinjuan Penelitian Terdahulu
Ismillayli, dkk (2016) melakukan  penelitian  mengenai desalinasi air laut pada jurnal yang berjudul “Desalinasi Berbasis Tenaga Surya di Kecamatan Bayan Lombok Utara”. Desain alat desalinasi menggunakan plastik/kaca transparan dengan struktur tenda sehingga radiasi panas yang di terima dapat maksimal dan mudah menampung uap air yang terbentuk pada permukaannya. Sebuah baki berwarna hitam digunakan sebagai wadah air laut sekaligus mempercepat penguapan. Uap air yang terkondensasi pada permukaan plastik/kaca akan mengalir turun, terkumpul di dasar sistem. Secara teoritis alat ini dapat menghasilkan 2-4 liter air bersih perhari.
Mulyanef (2007) melakukan penelitian tentang alternative tipe kaca penutup kolektor plat datar yang dapat menghasilkan konsendant tinggi dalam jurnal yang berjudul “Prestasi System Desalinasi Tenaga Surya Menggunakan Berbagai Tipe Kaca Penutup Miring”. Jurnal ini berisi hasil penelitian mengenai rekayasa peralatan yang dapat memproduksi air bersih dari air laut. Terdapat tiga tipe permukaan kaca dari alat yang diteliti, yaitu :  tipe satu permukaan kaca miring; tipe dua permukaan kaca miring; dan tipe empat permukaan kaca miring. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tipe permukaan kaca yang menghasilkan produktivitas air paling tinggi adalah tipe dua permukaan kaca miring, dilanjutkan oleh tipe satu permukaan kaca miring dan tipe empat permukaan kaca miring menghasilkan produktivitas air paling rendah.
Wijaya (2016) dalam  jurnalnya yang berjudul “Rancang Bangun Sitem Distilasi Air dalam Proses Pengolahan Air Bersih dengan Menggunakan Fresnel Lens Solar Collector” meneliti alat yang digunakan untuk proses distilasi. Dalam penelitian ini, dibuat solar stilldengan double slope, dengan wadah larutan uji terbuat dari logamgalvanis dan juga penambahan fresnel lens solar collector. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa dengan interval rata-rata radiasi matahari antara309,4 - 574,4 Watt/m2, didapatkan effisiensi sistem sebesar 6% - 8,2%.Dalam pengujian kadar garam didapatkan bahwa kadar garamdistilantmenurun sebesar 96,42% dibandingkan kadar garam larutan uji NaClteknis.
2.2 Tinjauan Teoritis
2.2.1 Kecamatan Jerowaru
Kecamatan Jerowaru adalah salah satu kecamatan  terletak di ujung selatan Lombok Timur, dengan letak geografis antara  Bujur Timur dan  Lintang Selatan. Luas wilayahnya tercatat 142,78 km2 atau 8,89%. Secara administratif  Kecamatan Jerowaru memiliki 15 desa dengan jumlah penduduk 48.326 jiwa dengan mata pencarian penduduk secara umum adalah bertani, berladang dan berternak.
Gambar 2.1 Peta Kecamatan Jeowaru
2.2.2  Pengertian Desalinasi
Desalinasi merupakan proses untuk menghilangkan garam terlarut didalam air laut hingga level tertentu sehingga air layak untuk dikonsumsi (Edrushimawan, 2009). Menurut Ismillaily (2016) Air laut mengandung kadar garam 3-4,5 % dan TDS (Total Dissolve Solid) yang tinggi sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara langsung. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan yaitu umpan berupa air garam, produk bersanilitas rendah dan konsentrat bersanilitas tinggi. Produk proses desalinasi umumnya merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l yang dapat digunakan untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian (Edrushimawan, 2009).
Menurut  Nugroho (2004) Sistem desalinasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu MSF (Multistage Flash Distilation), RO (Reverse Osmosis) dan solar still. MSF (Multistage Flash Distilation) merupakan teknologi desalinasi yang memanfaatkkan energi listrik untuk menghasilkan kalor sebagai energi untuk menguapkan molekul air dari air laut, RO (Reverse Osmosis) merupakan teknologi desalinasi dengan memanfaatkan membran untuk memfilter air laut. Air tawar yang terkandung didalam air laut akan keluar menembus dinding pemisah (membran) seiring diberikannya tekanan pada air laut sehingga dinamakan Reverse Osmosis, teknologi RO memiliki efektifitas yang cukup tinggi.Sedangkan Solar Still dikatakan sebagai desalinasi ramah lingkungan karena memanfaatkan energi surya untuk mengkonversi air laut menjadi air tawar.
Aplikasi teknologi desalinasi menggunakan MSF dan RO memiliki biaya investasi yang tinggi sehingga diperkirakan hanya mampu diterapkan oleh negara-negara maju dan kaya, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia sulit kemungkinan mengaplikasikan teknologi desalinasi tersebut terlebih dalam sekala besar (Jitsuno dan Hamabe, 2012). Oleh karena itu, aplikasi desalinasi berjenis Solar Still dapat menjadi alternatif bagi negara berkembang seperti Indonesia sebagai solusi ketersediaan air bersih.
Adapun proses desalinasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.2 Ilustrasi Proses Desalinasi



2.2.3  Kualitas Air Desalinasi
Destilat atau air hasil desalinasi harus memiliki syarat tertentu agar dapat dikonsumsi secara langsung. Menurut Peraturan  Mentri  Kesehatan No.492 tahun2010, air yang layak untuk dikonsumsi harus memenuhi standar baku yang telah ditetapkan seperti Standar pH, tempratur, konduktifitas, kesadahan, TDS dan mikroorganisme. Pengujian kualitas destilat yang dihasilkan dari  teknologi desalinasi berjenis  solar  still telah dilakukan oleh Kusumadewi, dkk pada tahun 2014.
Tabel 2.1 Kualitas Destilat
Parameter
Satuan
Distilat
Baku Mutu
Tempratur
0 C
27
22-28
pH
-
6,6-7,62
6,5 - 8,5
Konduktivitas
μS/cm
21,5-500
-
Klorida
mg/L
70,54 - 93,02
250
Besi
mg/L
0,0045
0,3
Kesadahan
mg/L
0,1542
500
E. Coli
jumlah/100
Ml
11
0
TDS
mg/L
10,75 - 250
           500  
Sumber : Kusumadewi, dkk (2014)
Berdasarkan  tabel, destilat memenuhi standar baku untuk air layak konsumsi mulai dari pH, tempratur, konduktifitas, klorida, besi, kesadahan dan TDS. Sementara E.coli belum memenuhi standar baku, akan tetapi bisa diatasi dengan pemanasan diatas suhu 900 C.
2.2.4  Energi Surya
Energi surya adalah energi yang berupa panas dan cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Energi surya (matahari) merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang paling penting. Indonesia mempunyai potensi energi surya yang melimpah. Namun, melimpahnya sumber eneri surya di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Matahari adalah sumber energi yang memancarkan energi sangat besar ke permukaan bumi. Permeter persegi permukaan Bumi menerima hingga 1000 Watt energi matahari. Sekitar 30% energi tersebut dipantulkan  kembali ke luar angkasa, dan sisanya diserap oleh awan, lautan dan daratan. Jumlah energi yang diserap oleh atmosfer, lautan, dandan daratan bumi sekitar 3.850.000 eksajoule (EJ) per tahun. Untuk melukiskan besarnya potensi energi surya yang diterima Bumi dalam waktu satu jam saja setara dengan jumlah energi yang digunakan dunia selama satu tahun lebih (Alamendah, 2014).
Radiasi matahari dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Direct Radiattion dan  Diffuse Radiattion. Radiasi matahari yang datang menuju ke bumi dapat difokuskan dan diperkuat intensitasnya menggunakan lensa atau cermin, fenomena ini disebut sebagai tipe Direct Radiattion. Sedangkan tipe Diffuse Radiattion merupakan fenomena radiasi matahari yang terserap oleh awan dan dapat memantulkan radiasi kembali sehingga mengurangi intensitas radiasi yang sampai ke permukaan bumi. Oleh karena itu, tipe Direct Radiattion dapat menjadi alternatif pada beberapa teknologi yang bergantung pada keberadaan intensitas cahaya matahari, salah satunya adalah teknologi desalinasi (Nirsal, 2012).
Gambar 2.3 Energi Surya




2.2.5 Lensa Cembung
Lensa cembung merupakan lensa yang bagian tengahnya memiliki ketebalan lebih dari bagaian tepi. Lensa cembung biasanya memiliki bentuk lingkaran dan terbuat dari kaca atau plastik sehingga lensa memiliki indeks bias lebih besar dibandingkan indeks bias udara. Lensa cembung dibagi menjadi tiga yaitu lensa bikonveks yang memiliki dua permukaan cembung, plan konveks yaitu lensa yang memiliki satu permukaan cembung dan satu permukaan datar dan konveks konkaf yaitu lensa yang memiliki satu permukaan cembung dan satu permukaan cekung (Nirsal, 2012).
Sifat lensa cembung adalah mengumpulkan sinar dengan cara memfokuskan cahaya yang datang pada satu titik pada jarak tertentu sehingga disebut lensa konvergen. Sinar sejajar yang datang mengenai lensa cembung akan dibiaskan oleh lensa menuju sebuah titik fokus. Titik fokus yang berada di depan lensa disebut titik fokus maya dan titik fokus yang terletak dibelakang lensa disebut sebagai titik fokus sejati. Besar pembiasan cahaya di suatu lensa cembung tergantung pada indeks bias bahan lensa dan lengkung permukaan lensa. Umumnya lensa cembung tebal akan membiaskan cahaya lebih besar daripada lensa cembung tipis. Akan tetapi, panjang fokus lensa cembung tebal lebih pendek dari panjang fokus lensa cembung tipis. (Hakim, 2017). Lensa pada alat Sea Water Converter menggunakan lensa cembung jenis bikonveks dengan diamter lensa 5 cm dan panjang fokus 10 cm.

     Gambar 2.5 Ilustrasi Lensa Cembung

                                                             




BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan informasi melalui catatan, buku, internet, jurnal dan sebagainya yang menunjang penelitian yang dilakukan. Dalam penulisan ini, penulis mengumpulkan data-data yang berkaitang dengan daerah Jerowaru dan alat-alat desanilasi air laut.
3.2 Teknik Analisa Data
Berdasarkan permasalahan yang tertulis pada rumusan masalah dan pendekatan penulisan yang digunakan, penulis menganalisa data-data yang diperoleh dengan metode analisa deskriptif yang dilakukan dalam penulisan ini terjadi secara bolak balik dan berinteraktif, yang terdiri dari: 1) Pengumpulan data (data collection), 2) Reduksi data (data reduction), 3) Penyajian data (data display), 4) Pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclution drawing and verification).
3.3 Kerangka Berpikir
Secara sistematis kerangka beripikir penulisan ini dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
Alat Sea Water Conveter
                                                                    
Jerowaru Dekat dengan Garis Pantai
Jerowaru Krisis Air Bersih

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Sea Water Conveter
Gambar 4.1 Sea Water Conveter









Sea Water Conveter merupakan alat desalinasi yang berguna untuk merubahair laut menjadi air tawar dengan memanfaatkan sinar matahari. Sea Water Converter secara garis besar terdiri dari tiga komponen utama yaitu wadah penampungair laut, penutup sebagai tempat terjadinya kondensasi dan penampung air tawar. Ketiga komponen tersebut terbuat dari bahan yang mudah diperoleh dan harga terjangkau. Panjang alat Sea Water Converter adalah 2 meter, lebar 1 meter dan ketinggian sebesar 20 cm.
Kemiringan kedua kaca penutup sebesar 45 derajat agar intensitas sinar yang masuk lebih besar dan suhu dalam alat dapat meningkat dengan cepat. Kaca penutup Sea Water Converter menggunakan dua lapis (luar dan dalam) dengan lensa cembung yang terdapat ditengahnya. Jumlah lensa cembung yang terdapat pada satu kaca penutup yang memiliki luas 1x1 meter sebanyak 30 lensa dengan jarak masing-masing lensa sebesar 3 cm sehingga jumlah total lensa yang digunakan adalah 60 buah. Tujuan adanya lensa cembung untuk memfokuskan sinar matahari yang masuk agar proses penguapan berlangsung dengan cepat.
4.2 Cara Kerja Sea Water Converter

Gambar 4.2 Desain Sea Water Converter










Keterangan:


1.
Tabung penyimpanan air laut
6.
Permukaan dasar (plat hitam)
2.
Kran
7.
Saluran air bersih
3.
Pipa
8.
Papan
4.
Kaca penutup
9.
Destilat
5.
Lensa cembung


Mekanisme kerja alat ini dimulai dari penampungan air laut pada bak penyimpan (1). Selanjutnya air laut dialirkan melalui pipa (3) menuju alat penguapan dengan pengaturan volume air laut yang dapat dikontrol menggunakan kran (2). ketinggian air yang digunakan 5-10 cm dari dasar wadah. Proses desalinasi atau perubahan air laut menjadi air bersih akan terjadi pada wadah air laut atau tempat penguapan. Ketika alat desalinasi terpapar sinar matahari, radiasi matahari masuk melalui kaca penutup (4) transparan menuju ke dalam wadah air laut. Sinar matahari yang datang akan difokuskan oleh lensa cembung (5) yang menempel pada kaca penutup agar suhu didalam alat dapat naik dengan cepat. Selain itu, adanya permukaan dasar plat hitam berguna untuk mempercepat proses penguapan (6).
Suhu didalam alat baik itu berupa suhu kaca, ruangan, suhu air meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas matahari. Suhu di dalam ruangan lebih besar daripada suhu lingkungan, hal ini disebabkan oleh adanya transmisi panas dan terperangkap di dalam alat desalinasi. Air laut kemudian menguap dan menempel pada kaca penutup bagian dalam. Proses kondensasi dipengaruhi oleh suhu kaca penutup ruang evaporasi. Uap yang terbentuk akan terkondensasi apabila mengenai kaca penutup yang suhunya lebih rendah. Hasil kondensasi menempel pada kaca penutup bagian dalam dan mengalir ke bawah mengikuti kemiringan kaca penutup. Hasil kondensasi ditampung dan menghasilkan destilat (9) atau air bersih.
4.3 Keunggulan Sea Water Conveter

Sea Water Conveter dibuat menggunakan prinsip destilasi yangmenguapkan air laut sehingga hasil uapnya menjadi air bersih layak minum.. Kelebihan dari rangkaian ini adalah menggunakan lensa di permukaannya untuk menguatkan sinar matahari yang datang sehingga lebih mempercepat penguapan air di dalam wadah destilasi. Alat ini hemat energi dan biaya dibandingkan dengan MSF (Multistage Flash Distilation) dan RO (Reverse Osmosis) dikarenakan tidak adanya penggunaan energi listrik sebagai bahan utama melainkan tenaga surya dengan alat yang sederhana. Selain itu destilat yang dihasilkan oleh alat ini lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan alat desalinasi berjenis solar still yang sudah ada.
Analisis teoritis kami menyatakan bahwa Sea Water Conveter mampu menghasilkanair bersih sebanyak 10 Liter per hari.Merujukterhadap penelitian terdahulu, alat desalinasi dengan luas 1x1 yang menggunakan ketinggian air 2 cm sudah mampu menghasilkan air bersih sebanyak 4 liter per hari (Ismillaily, dkk 2016). Apabila proses penguapan pada alat dipercepat 2 kali dari biasanya melalui penggunaan lensa cembung maka kuantitas air bersih yang didaptkan akan lebih banyak dalam per harinya. Oleh karena itu, gabungan dari modifikasi kaca dan lensa yang ada pada alatSea Water Conveter akan mampu menghasilkan air bersih sebanyak 10 liter per hari.
4.4 Pihak-pihak dalam Implementasi Sea Water Conveter                       
Perubahan yang paling penting dalam konsumsi berkelanjutan dan produksi akan didorong oleh teknologi, inovasi, desain produk , pedoman kebijakan yang terperinci, pendidikan, dan perubahan perilaku. Panel mengusulkan dua belas Universal Goals dan Nasional Target. Target tersebut menyerukan pada negara-negara untuk "Mencapai universal akses dalam sektor air minum dan sanitasi" yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030.
Bank Dunia pada 2014 mengingatkan 780 juta orang tidak memiliki akses air bersih dan lebih dari 2 miliar penduduk bumi tidak memiliki akses terhadap sanitasi. Akibatnya ribuan nyawa melayang tiap hari dan kerugian materi hingga 7 persen dariPDB dunia. Sanitasi, begitu juga air bersih, secara khusus dibahas pada tujuan enam SDGs, walaupun tetap perlu menjadi catatan bahwa tujuan-tujuan yang ada ini sesungguhnya merupakan suatu kesatuan.
Untuk mewujudkan Sea Water Converter, banyak pihak yang harus turut berperan di dalamnya, diantaranya adalah :
1.      Pemerintah
Dalam studi kasus yang kami ambil, maka pemerintah yang harus berperan adalah pemerintah provinsi NTB dan Bupati Lombok Timur. Pemerintah harus menyediakan pendanaan untuk proyek Sea Water Converter yang lebih besar, hingga dapat menyediakan pasokan air bersih yang lebih besar. Selain itu, pemerintah harus memberikan wadah bagi inovator untuk bersosialisasi dengan masyarakat mengenai proyek dan manfaat proyek yang dilakukan. Sehingga masyarakat tetap mendukung proyek tersebut dan turut dalam memberikan bantuan secara moril maupun materil.
2.      Masyarakat
Masyarakat harus turut serta dalam menjaga kelestarian ekosistem laut, demi keberlanjutan proyek Sea Water Converter. Masyarakat juga harus tetap melakukan penghematan air dan menggunakan air sesuai dengan kebutuhannya. Karena air merupakan suatu barang yang cepat habis dan setiap proyek pasti menemukan titik gagal/ eror, maka masyarakat harus tetap bersifat antisipatif.
3.      Mahasiswa dan Kalangan Ahli
Seluruh Mahasiswa dituntut untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui proyek Sea Water Converter ini, tentunya sesuai bidang ilmu yang mereka ambil. Begitu juga dengan dosen, professor, dan tenaga-tenaga ahli yang memang diperlukan untuk mengembangkan proyek yang sudah ada dan tetap mengarahkan mahasiswa sebagai inovator Sea Water Converter untuk menemukan cara yang lebih efektif dan efisien dalam mengelola Sea Water Converter. Selain itu, tenaga ahli seprti BLHP (Badan Lingkungan Hidup) juga berperan dalam melakukan penelitian kualitas air minum yang dihasilkan teknologi Sea Water Converter, demi tersedianya air minum yang memang layak dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat.
4.      Swasta
Pihak swasta juga berperan dalam memberikan bantuan modal dan pengembangan teknologi Sea Water Converter. Sehingga tidak hanya daerah bayan yang merasakan efek dari teknologi berbasis lensa yang dapat merubah air laut menjadi air bersihdengan memanfaatkan sinar matahari ini.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.   Sea Water Conveter dapat mengubah air laut menjadi air bersih karenaterjadinya proses desalinasi akibat adanya energi matahari.

2.   Kelebihan alat Sea Water Conveter yaitu memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi dan menggunakan lensa cembung pada kaca penutup sebagai penguat cahaya, sehingga dapat menghasilkan air bersih lebih banyak dibandingkan alat desalinasi berjenis solar still yang sudah ada.
3.   Pihak-pihak yang berperan dalam mewujudkan Sea Water Conveter yaitu pemerintah, masyarakat, mahasiswa serta kalangan ahli dan pihak swasta.
5.2 Saran
Inovasi Sea Water Conveter sangat perlu dilakukan uji coba dan kajian lebih lanjut sebagai bentuk realisasi di daerah krisis air bersih khsusnya daerah Kecamatan Jerowaru.


Daftar Pustaka

Alamendah,2014, Energi Surya (Matahari) di Inonesia. Diakses dari https://alamendah.org/2014/11/15/energi-surya--matahari-diindonesia/ (Diakses:  25 Desember 2017).
Edrushimawan, 2009, Teknologi Desalinasi Sederhana. Diakses dari http://edrushimawan.worpress.com/2009/10/10/teknologi-desalinasi-sederhana/ (Diakses:  25 Desember 2017).
Hakim, Ahmad Manarul, 2017, Lensa Cembung: Pengertian, Rumus, Sifat, Bayangan. Diakses dari www.yuksinau.id/lensa-cembung-pengertian-rumus-sifat-bayangan/ (Diakses:  25 Desember 2017).
Ismillayli, Nurul., Hermanto, Dhony., Kamali, Siti Raudhatul., Fahrurazi, 2016,. Desalinasi Berbasis Tenaga Surya Di Kecamatan Bayan Lombok Utara. Jurnal Pijar MIPA. 11(2): 131-134.
Iswandi, Rizal., R.B, Rezkita Muhammad., M, Diannur Wahyu, 2016, InovasiPemanfaatan Sampah Kota Untuk Merubah Air Laut Menjadi Air Tawar dengan Rekayasa Teknologi Tungku OSAMTU. Lomba Karya Tulis IlmiahNasional. Universitas Mataram 2016.
Jitsuno, T. and Hamabe K, 2012, Vacuum Distillation System Aiming to Use Solar-Heat for Desalination. Journal of Arid Land Studies. 22(1): 153 -155.
Kusumadewi, Riana Ayu.,Notodarmodjo, suprihanto dan Helmy, Qomarudin. Saline Water Desalination With Distillation Process Using Solar Energy In Vacuum Condition. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Mulyanef. 2007. Prestasi Sistem Desalinasi Tenaga Surya Menggunakan Berbagai Tipe Kaca Penutup Miring. Jurnal Teknos-2k. 7(1) : 66-76.
Nirsal, 2012, Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan PadaCermin Dan Lensa. Jurnal ilmiah d computare. Volume 2 : 24-33.
Nugroho, Ari. 2004. Uraian Umum Tentang Desalinasi. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir 6 (3). Hal : 65-75.
Said, N.I., 2010, Pengolahan Payau menjadi Air Minum dengan Teknologi ReverseOsmosis,http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAir Minum/BAB10RO. (Diakses:  25 Desember 2017).
Radar Lombok, 2017, Warga Jerowaru Kesulitan Air Bersih, https://radarlombok.co.id/warga-jerowaru-kesulitan-air-bersih.html, (Diakses:  25 Desember 2017).
Suara NTB, 2016, 5.745 Jiwa Terkena Dampak Krisis Air Bersih di Jerowaru, http://www.suarantb.com/news/2016/09/15/8491/5.745.jiwa.terkena.dampak.krisis.air.bersih.di.jerowaru, (Diakses:  25 Desember 2017).
Kicknews, 2017, Ketika Ternak dan Warga Berebut Air Akibat Kekeringan di Lotim,https://kicknews.today/2017/09/13/ketika-ternak-dan-warga-berebut-air-akibat-kekeringan-di-lotim/, (Diakses:  25 Desember 2017).
Lombok Post, 2017, Kekeringan Masih Hantui Warga Jerowaru, http://www.lombokpost.net/2017/07/22/kekeringan-masih-hantui-warga-jerowaru/, (Diakses:  25 Desember 2017).
Wijaya, Anthoni. 2016. Rancang Bangun Sistem Destilasi Air Dalam Proses Pengolahan Air Bersih Menggunakan Fresnel Lens Solar Kolektor. Magister Scientiae. Surabaya.


Daftar riwayat hidup
1.    Ketua :
A.  Identitas Diri
Nama lengkap
Aria Fauzi
Jenis Kelamin
Laki-laki
Program studi
Pendidikan Matematika
NIM
E1R015005
Tempat dan tanggal lahir
Montong Belae, 16-06-1997
Email
Faridwajdi784@gmail.com
Alamat
Keruak, Lombok Timur
No. Hp/telepon
085253746569

B.  Riwayat Pendidikan

SD
SMP
SMA
Institusi
SDN 4 Selebung Ketangga
SMPN 2 Keruak
SMAN 1 Keruak
Jurusan
-
-
IPA
Tahun masuk-lulus
2003-2009
2009-2012
2012-2015

C.  Karya Tulis Ilmiah Yang Pernah Dibuat
Tahun
Judul Karya
2016
Training Development Of Agriculture : Sebagai Upaya Untuk Mengurangi jumlah TKI yang berasal dari Lombok Timur

D.  Penghargaan Ilmiah Yang Pernah Diraih
No
Jenis Penghargaan
Institusi pemberi penghargaan
Tahun
1
-
-
-

2.    Anggota I :
A.  Identitas Diri
Nama
Farid Wajdi
Jenis Kelamin
Laki-laki
Program Studi
Kimia
NIM
G1C015009
Tempat dan tanggal lahir
Anjani, 17-05-1996
Email
Faridwajdi784@gmail.com
No. hp/telepon
083129088187

B.  Riwayat Pendidikan

SD
SMP
SMA
Institusi
SDN 1 Anjani
SMPN 1 masbagik
SMAN 1 Aikmel
Jurusan
-
-
IPA
Tahun masuk-lulus
2003-2009
2009-2012
2012-2015

C.  Karya Tulis Ilmiah Yang Pernah Dibuat
Tahun
Judul Karya
2017
BONGI MEE SEBAGAI ANTI AGING: WARISAN BUDAYA MASYRAKAT BIMA.

D.  Penghargaan Ilmiah Yang Pernah Diraih
No
Jenis Penghargaan
Institusi pemberi penghargaan
Tahun
1
Juara 2 LKTIN
Unram
2017

3.    Anggota II :
A.  Identitas Diri
Nama lengkap
Izhar Ependi
Jenis Kelamin
Laki-laki
Program studi
Manajemen
NIM
A1B014070
Tempat dan tanggal lahir
Ketangga Barat, 15 Mei 1996
Email
izharependi@gmail.com
Alamat
Keruak, Lombok Timur
No. Hp/telepon
0823398239777

B.  Riwayat Pendidikan

SD
SMP
SMA
Institusi
SDN 3 Selebung Ketangga
SMPN 2 Keruak
SMAN 1 Keruak
Jurusan
-
-
IPA
Tahun masuk-lulus
2002-2008
2008-2011
2011-2014

C.  Karya Tulis Ilmiah Yang Pernah Dibuat
Tahun
Judul Karya
2017
UPINS (Usaha Penetasan Itik Jenis Serati Solusi permasalahan Ekonomi Keruak Lombok Timur NTB

D.  Penghargaan Ilmiah Yang Pernah Diraih
No
Jenis Penghargaan
Institusi pemberi penghargaan
Tahun
1
Lolos PKM-K
DIKTI
2016